BUMI
Mimpiku Untuk Rumahku
Yang Satu
Ketika kita
terbangun di pagi hari, kita memimpikan dapat melihat indahnya alam semesta
ini. Bumi memang sangat indah, mempesona dan memukau. Tidak ada yang memungkiri
keelokannya. Hijaunya pepohonan, birunya lautan, hamparan flora dan fauna yang
beraneka ragam menjadi saksi betapa indahnya alam ini. Keanekaragaman hayati
tersebut memberi manfaat berarti bagi kelestarian Bumi ini. Mereka dapat
menjadi penyeimbang alam agar Bumi tetap terjaga pesona dan keindahannya.
Mengapa
hal ini dikatakan ‘mimpi’ di kala terbangun dari tidur? Mengapa sepertinya hal
tersebut mustahil untuk kita jumpai? Pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul
disebabkan karena Bumi yang kita diami sekarang tak seindah dulu lagi. Keindahannya
telah dirusak, direbut dan dirampas oleh manusia-manusia yang tamak.
Dari tahun ke
tahun jumlah penduduk dunia terus meningkat. Dengan meningkatnya jumlah
tersebut, tentunya akan berbanding lurus dengan kebutuhan hidup mereka. Untuk
memenuhinya, mereka mengambil sumber daya alam yang tersedia, agar mereka dapat
hidup sejahtera. Dengan alasan kesejahteraan masyarakat banyak, mereka
memanfaatkan sumber alam ini secara besar-besaran. Hal ini mengakibatkan
ketersediaan sumber alam tersebut terus berkurang dari waktu ke waktu tanpa
adanya penambahan ketersediaan secara signifikan.
Manusia
mengeksploitasi sumber daya alam secara membabi buta. Mereka menebang
pohon-pohon besar di hutan untuk membuka lahan guna dijadikan sebagai pemukiman
penduduk dan pembangunan gedung-gedung pencakar langit. Pohon-pohon yang
ditebang tersebut kemudian diambil untuk digunakan sebagau bahan baku
pembangunan. Karena banyaknya pohon yang ditebang, untuk membawanya keluar
hutan mereka harus mengaliri kayu-kayu gelondongan tersebut ke sungai,
mengikatnya seperti perahu rakit. Sungguh pemandangan yang sangat menyedihkan!
Apa
yang telah mereka lakukan mengakibatkan hilangnya habitat berbagsi jenis flora
dan fauna. Mereka kehilangan tempat tinggal! Hilangnya habitat asli mereka ini
berdampak pada punahnya flora dan fauna tersebut. Sama halnya ketika
dinaosaurus punah jutaan tahun yang lalu. Perbedaanya ialah dinaosaurus punah
karena jatuhnya meteor ke Bumi dan peristiwa alam lainnya, sedangkan kepunahan
flora dan fauna tersebut diakibatkan karena kehilangan tempat tinggal mereka
secara paksa dan tidak mampu lagi beradaptasi dengan lingkungan yang telah
rusak itu.
Kalau
manusia-manusia tersebut masih memiliki hati nurani, mereka takkan mungkin
melakukan hal seperti itu. Mereka dapat melakukan reboisasi untuk mengembalikan
pohon-pohon yang telah mereka tebang. Namun apa ysng mereka lakukan? Mereka
pergi begitu saja tanpa merasa bersalah sedikitpun pada alam. Padahal alam
telah memberikan kehidupan kepada mereka, orang-orang yang tak tahu balas budi.
Tak
berhenti sampai di situ, mereka juga mendirikan pabrik-pabrik megah yang mampu
memproduksi barang-barang kebutuhan mereka dalam jumlah besar. Kegiatan
industrialisasi itu telah membawa dampak negatif bagi alam. Hasil pembuangan
dari kegiatan industri tersebut merupakan polusi yang sangat berbahaya bagi
lingkungan. Hal ini dapat mengakibatkan pencemaran yang sangat serius, bsik
pencemaran air, tanah maupun udara. Limbah hasil pembuangan pabrik tersebut
mengalir ke pemukiman masyarakat dan tanpa mereka sadari udara yang mereka
hirup serta air yang mereka konsumsi telah terkontaminasi dengan limbah
tersebut. Dampak serius ysng dapat ditimbulkan ialah lingkungan menjadi tidak
sehat dan rentan akan berbagai macam penyskit.
Selain
itu, asap buangan pabrik yang dikeluarkan telah masuk ke lapisan atmosfer. Gas
buangan berupa karbon dan bahan-bahan logam seperti merkuri dan lain-lainnya
telah mengakibatkan atmosfer menipis serta melubangi lapisan ozon, lapisan
penting yang melindungi bumi dari paparan langsung sinar ultraviolet. Hal ini
mengakibatkan tidak ada lagi filter atau
penyaring, sehingga sinar ultraviolet dengan mudah masuk ke Bumi. Dan akhirnya
apa yang disebut dengan global warming tak
bisa lagi kita hindari.
Keinginan mereka
untuk melakukan pembangunan besar-besaran telah membutakan mata hati mereka.
Demi mencapai kemakmuran, manusia tidak lagi mengindahkan kaidah-kaidah
keseimbangan lingkungan dengan pembangunan. Contohnya dapat kita saksikan
dengan jelas. Begitu banykanya gedung-gedung bertingkat di kota-kota besar,
namun luas daerah terbuka hijau dan daerah resapan air jauh dari batas yang
ditentukan. Mereka tidak menyadari semua itu karena mereka terlalu sibuk untuk
bekerja, mengisi perut mereka dan terus merusak alam.
Lalu mau sampai
kapan hal ini terus terjadi? Akumulasi semua hal yang telah diperbuat manusia
tamak itu bagaikan bom waktu yang siap meledak kapan saja. Akankah kita
membiarkan hal itu begitu saja? Tidakkah kita memikirkan bagaimana nasib anak
cucu kita kelak? Kalau jawabannya adalah ya, kita peduli akan nasib masa depan
anak cucu kita, sudah saatnya kita bergersk melakukan perubahan. Kita hanya
memiliki satu ‘tempat tinggal’. Bumi, satu-satunya tempat kita bisa berpijak.
Jika Bumi tidak ada, kemana kita akan bernaung? Itulah yang harus jadi motivasi
kita bersama untuk melestarikan Bumi tercinta.
Banyak hal yang
dapat kita lakukan untuk menjaga kelestarian Bumi. Sebagai generasi masa depan,
banyak gagasan yang dapat kita berikan. Beberapa diantaranya ialah pembangunan
yang ramah lingkungan (go green). Pembangunan
yang berlandaskan pada keseimbangan terhadap lingkungan dapat menciptakan
pembangunan yang bersih, aman dan nyaman. Dengan menggunakan bahan bangunan
yang ramah lingkungan, kita dapat menjaga lingkungan kita tetap indah dan
nyaman tanpa harus memikirkan efek negatif yang mungkin ditimbulkan.
Kemudian gerakan
menanam pohon, mereboisasi hutan-hutan gundul merupakan gerakan yang sangat
berarti bagi Bumi kita. Dengan reboisasi, kita dapat menciptakan kembali
paru-paru dunia serta mengembalikan habitat flora dan fauna yang hilang.
Gerakan menanam pohon juga dapat menciptakan daerah resapan air yang nantinya
diharapkan dapat mencegah banjir. Selain itu membuat lingkungan menjadi lebih
sejuk dan nyaman untuk ditinggali. Dan tak lupa, gerakan sederhana namun sangat
berarti, buanglah sampah pada tempatnya! Gerakan yang memberikan dampak berarti
bagi alam sehingga tetap bersih dan indah.
Sekali lagi,
masih ada waktu untuk kita memperbaiki segalanya, lebih baik terlambat daripada
tidak sama sekali. Mari kita wujudkan ‘mimpi’ kita bersama, sehingga saat kita
terbangun nanti, kita dapat melihat bahwa mimpi itu telah menjadi kenyataan.
Ayo, bergerak bersama untuk Bumi, bergerak untuk hidup yang lebih baik!