Kamis, 26 September 2013

GENERASI MUDA SEBAGAI AGEN
PENYUARA DAN PERUBAH POLITIK BANGSA

Dunia politik sepertimya tidak bisa dilepaskan dari kehidupan masyarakat Indonesia. Bagaimana tidak, hampir setiap hari bahkan tiap jam dunia politik selalu menyajikan berita yang sarat akan kontroversi dan kerap menjadi perbincangan di masyarakat. Tak hanya kalangan dewasa, nyatanya sekarang kaum muda, yang notabene adalah para penerus bangsa kini mulai peduli terhadap perkembangan dunia politik tanah air maupun mancanegara. Seolah bukan menjadi hal yang tabu lagi di kalangan muda zaman sekarang bahwa politik telah menjadi konsumsi perbincangan sehari-hari di kalangan remaja. Namun sesungguhnya bolehkah kalangan remaja berbicara mengenai politik?
            Pertanyaan tersebut muncul mengingat adanya anggapan bahwa dunia politik adalah urusan orang-orang dewasa saja. Kalangan muda terutama remaja dinilai tidak layak berbicara soal politik karena dianggap politik adalah suatu hal yang jauh dari jangkauan berpikir mereka. Belum saatnya bagi genrasi muda untuk mengurusi soal politik. Cukuplah para generasi muda memikirkan tentang pendidikan mereka, bagaimana agar bisa lulus sekolah, kuliah dan nantinya bekerja. Barulah setelah itu mereka diperkenankan untuk bersuara vokal terhadap perkembangan politik di negeri ini.
            Anggapan tersebut diatas mungkin ada benarnya. Masyarakat menganggap bahwa kalangan muda terutama remaja dianggap tidak memilliki kapasitas serta kemampuan di bidang politik, sehingga dinilai tidak layak untuk menyuarakan pendapatnya seputar dunia politik. Hal ini dikarenakan kalangan dewasa yang bergumul di dunia politik selama bertahun-tahun nyatanya tidak dapat menciptakan kondisi politik yang stabil dan kondusif. Kalau kalangan dewasa yang sudah cukup berpengalaman saja tidak mampu menjalankan politik dengan baik, bagaimana mungkin kaum muda yang minim akan ilmu dan pengalaman menyuarakan pendapatnya soal politik, apalagi sampai terjun langsung ke dalamnya. Hal tersebut terdengar sangat mustahil bagi masyarakat.
            Namun sebagai warga negara, kita memiliki hak untuk menyuarakan pendapat dan opini kita di depan umum. Hak tersebut telah diatur dalam Pasal 28 UUD 1945, dimana tiap-tiap warga negara berhak untuk berkumpul dan menyuarakan pendapatnya di muka umum secara bertanggung jawab. Jadi tidak ada yang bisa membatasi hak para generasi muda untuk menyuarakan pendapatnya soal politik. Sebagai generasi muda, saya merasa mempunyai hak menyuarakan pendapat serta berkewajiban memberikan perubahan terhadap kondisi perpolitikan di tanah air.
Kondisi politik di Indonesia kini sungguh memprihatinkan. Saat ini sulit bagi kita untuk membedakan mana yang benar dan mana yang salah, mana yang kawan dan mana yang lawan. Semuanya seolah menjadi bias akibat politik kepentingan antar kelompok. Sebagian besar dari mereka yang kini berkecimpung di dunia politik justru lebih sering mengedepankan kepentingan individu atau kelonpok dengan melakukan KKN. Padahal tujuan dan esensi dari berpolitik itu sendiri adalah membangun bangsa ke arah yang lebih baik sesuai dengan tujuan negara yakni menyejahterakan seluiruh masyarakat. Namun sepertinya esensi dari berpolitik sudah mereka lupakan.
            Sudah saatnya kita sebagai generasi muda peduli untuk memberikan perubahan terhadap kondisi politik saat ini. Mungkin dulu generasi muda masih bersikap apatis terhadap dnuia politik. Mereka masih menganggap bahwa politik adalah urusan orang-orang yang duduk di Senayan. Generasi muda lebih memilih untuk senang-senang bersama teman-temannya karena menganggap kalau politik tidak akan bersentuhan dengan hidup mereka. Stabil atau tidaknya kondisi politik tidak akan memberikan dampak apapun terhadap kehidupan mereka. Namun ternyata anggapan mereka salah dan mereka baru menyadari bahwa perkembangan politik dapat membawa perubahan terhadap kehidupan para generasi muda. Kini generasi muda mulai bersikap kritis terhadap segala peristiwa politik di negeri ini yang kerap menjadi bahan pemberitaan di media massa.
            Belakangan ini sudah banyak diadakan diskusi publik mengenai politik tanah air dengan mengundang para pemuda yang direpresentasikan oleh mahasiswa sebagai audiensinya. Ternyata banyak gagasan yang bisa mereka tawarkan, para generasi muda, untuk membawa perubahan terhadap dunia politik tanah air. Gagasan yang ditawarkanpun tidak asal dilontarkan begitu saja, namun didasarkan pada pemikiran yang matang dan mengkorelasikannya dengan fakta yang ada di lapangan. Tak sedikit dari gagasan-gagasan itu yang dinilai tepat untuk mengatasi permasalahan politik negeri ini. Bahkan para kalangan dewasa yang sudah lama berkecimpung di dunia politik mengaku tidak pernah terbersit gagasan seperti yang dapat digagas para generasi muda tersebut.
            Selain melalui diskusi publik, aksi para generasi muda dalam menyuarakan pendapatnya soal politik juga dilakukan melalui aksi demonstrasi. Hampir setiap hari kita mendengar ada saja aksi demonstrasi yang diwakili oleh para mahasiwa guna menyuarakan pendapatnya terhadap persoalan politik saat ini. Bermaksud untuk menjunjung demokrasi,  mereka tanpa kenal lelah berteriak di jalan raya dan di depan gedung dewan terhormat, mengingatkan dan menuntut para petinggi negara untuk kembali kepada esensi dari berpolitik. Namun harus diakui bahwa aksi menyuarakan pendapat tersebut kerap dilakukan dengan tindakan yang anarkis dan justru merugikan banyak orang, semisal kemacetan, pengrusakan fasilitas publik dan lain-lain. Seharusnya sebagai kalangan intelektual, mahasiswa mampu memberikan contoh bagaimana cara menyuarakan pendapat di hadapan publik yang arif dan beretika sebagaimana telah diatur dalam Pasal 28 UUD 1945. Tak seharusnya mereka melakukan suatu hal yang justru akan mencederai makna luhur dari demokrasi itu sendiri.
            Selain dua bentuk menyuarakan pendapat yang tersebut diatas, kini banyak generasi muda yang terjun langsung ke dunia politik bermaksud untuk turut memberikan sumbangsih pada bangsa dan sebagai penyalur aspirasi masyarakat. Beberapa dari tokoh-tokoh muda tersebut yang mungkin dulu hanya bisa berteriak di depan gerbang tinggi gedung DPR, kini telah berhasil duduk di Senayan. Namun hanya segelintir dari mereka yang mengingat dan menjalankan tujuan awal mulia mereka. Mereka yang dulunya dikenal sebagai aktivis berusaha vokal menyuarakan pendapat mereka guna membela kepentingan masyarakat. Memang tidak banyak! Selebihnya mereka yang telah masuk ke dalam lingkaran politik tersebut akhirnya ikut terjebak dalam pusaran kenistaan politik. Seolah terhipnotis oleh gemerlapnya kehidupan politik yang glamor, tokoh-tokoh muda yang datang dengan tujuan mulia untuk memberikan perubahan bagi masyarakat tak ubahnya seperti termakan omongannya sendiri. Mereka seperti menelan ludahnya sendiri ketika akhirnya mereka menjadi bagian dari lingkaran setan korupsi.
            Kondisi seperti diatas yang membuat sebagian besar masyarakat masih meragukan kapabilitas gemerasi muda dalam dunia politik. Namun seharusnya kita jangan jadikan hal tersebut sebagai penghalang kita untuk terus memberikan perubahan terhadap dunia politik Indonesia. Kita dapat membentuk serta mengembalikan citra positif generasi muda dalam menyuarakan dan menyikapi setiap persoalan politik bangsa. Salah satunya dengan menggelar aksi demonstrasi yang tertib dan beretika tanpa harus bertindak anarkis.
            Paradigma bahwa kalangan muda tidak memiliki kompetensi soal politik sudah seharusnya dihapuskan. Fenomena politik yang terjadi di negeri ini secara tidak langsung telah mengasah pengetahuan kalangan muda terhadap dunia politik serta membentuk pola pikir baru bagi kita dalam memandang dan menyikapi perkembangan politik saat ini. Bukan hal yang tabu lagi bagi kalangan muda sekarang untuk bicara soal politik, karena kelak nantinya kitalah yang akan melanjutkan tongkat estafet perjuangan ini menggantikan kalangan dewasa. Di tengah kondisi politik yang menurut para pengamat politik sedang mengalami kemerosotan serta krisis yang parah, diharapkan generasi muda dapat menjadi agen perubahan serta pendorong masyarakat untuk peka serta kritis terhadap segala perkembangan politik di Indonesia. Dengan begitu kita dapat bersama-sama mengawal jalannya pemerintahan agar tercipta stabilitas politik yang baik guna menuju pemerintahan yang bersih dan bermartabat.

TUHAN TAHU YANG TERBAIK
Salam kenal, namaku Antoni Ahmat, tapi aku lebih sering dipanggil Anton. Aku ingin menceritakan sebuah kisah yang menurutku sangat inspiratif, bermakna dan hikmahnya sangat dalam. Ini kisah tentang kedua orang tuaku yang ingin sekali melihat Ka’bah. Memang sejak kecil aku selalu mendoakan agar kelak kedua orang tuaku bisa pergi haji. Dahulu kuanggap itu hanyalah sekedar mimpi, karena kehidupan kami waktu itu sangat susah. Jangankan untuk pergi haji, untuk makan sehari-hari saja kita harus menunggu bapakku pulang membawa pulang makanan yang dibeli dari hasil berjualan sepatu di Glodok. Kondisi semakin memprihatinkan ketika kawasan Glodok harus digusur dan akibatnya bapakku kehilangan tempat untuk berdagang.
            Hampir satu tahun kami hidup sangat memprihatinkan. Sampai akhirnya Tuhan menunjukkan jalan-Nya. Bapakku diajak untuk membuka uisaha di Papua. Diawali dengan menjadi pegawai temannya, beliau menyimpan uang sedikit demi sedikit untuk modal usaha kelak. Selang dua tahun akhirnya perlahan hidup kami mulai membaik. Bapak sudah bisa memiliki toko sendiri, walaupun itu masih sewa. Namun itu sudah sangat hebat menurutku. Singkat cerita, kehidupan kamipun mulai berubah. Hidup kami lebih berkecukupan.
Sebagai rasa syukur kami kami atas apa yang telah Tuhan berikan, kedua orang tuaku berniat mewujudkan impiannya untuk pergi umroh. Mereka memilih umroh karena melihat kuota haji yang sudah penuh sampai lima hingga tujuh tahun ke depan. Kata ibuku, “yang penting niatnya untuk ke rumah Allah, semoga Allah meridhoi”. Selain itu mengingat kondisi ibuku yang sudah tidak lagi sesehat dulu menjadi pertimbangan yang lain, takut umurnya tak sampai nanti, begitu sih kata ibuku.
            Tepat April lalu kami mengurus keberangkatan kedua orang tuaku ke Tanah Suci. Kami sadar bahwa langkah menuju Ka’bah tidaklah mudah. Banyak sekali hambatan yang kami hadapi, terutama saat pembuatan passport. Segalamya begitu diperumit. Namun sepertinya karena tekad yang kuat dari kedua orang tuaku, terutama ibuku, akhirnya kami dapat melewatinya. Akhirnya orang tuaku mendapatkan passport dua minggu sebelum keberangkatan ke Tanah Suci.
            Namun sepertinya Tuhan masih ingin tahu sebesar apa keinginan kedua orang tuaku untuk pergi umroh. Sepuluh hari menjelang keberangkatan umroh yaitu tanggal 27 Juni 2013, ibuku tiba-tiba terkena vertigo dan harus dirawat di rumah sakit. Padahal sudah tiga tahun lamanya ibuku tidak lagi mengalami sakit kepala, apalagi vertigo. Saat itu sempat kukatakan pada ibuku untuk menunda kepergian umrohnya dahulu, tunggu sampai ibuku benar-benar sembuh. Namun ibuku tetap kukuh pada pendiriannya untuk tetap berangkat umroh. Ibuku bilang kalau ini adalah bentuk ujian dari Tuhan bagi kami semua. Tuhan ingin tahu seberapa besar keinginan untuk pergi ke Tanah Suci.
            Akhirnya waktu telah mendekati hari keberangkatan, namun ibuku belum juga sembuh. Alhasil orang tuaku tidak dapat ikut rombongan umroh yang telah dijadwalkan sebelumnya. Bapakpun menelepon biro perjalanan umroh kalau beliau dan ibuku tidak dapat ikut rombongan umroh akhir Juni lalu. Dari hasil telepon bapak dengan biro perjalanan haji itu, kami mendapat berita yang sangat membahagiakan. Merinding rasanya mendengar kabar dari biro perjalanan haji itu. Dia mengatakan kalau masih ada rombongan keberangkatan ke Tanah Suci dalam waktu dekat ini, dan waktu itu jatuh pada bulan suci Ramadhan. Dia mengatakan kalau sesungguhnya orang tuaku sangat beruntung bisa berangkat umroh tepat saat bulan Ramadhan, dimana banyak orang yang ingin mendapat kesempatan itu.
            Mendengar kabar gembira itu, tak ayal membuat kami sangat bersyukur. Sujud syukurpun kami panjatkan atas anugerah ini. Mungkin inilah hikmah dibalik rentetan kejadian yang mengiringi rencana keberangkatan umroh orang tuaku. Tuhan memberikan sakit kepada ibuku agar orang tuaku menunda keberangkatannya sampai bertemu bulan Ramadhan. Tuhan memberikan anugerah yang lebih indah dari yang kami inginkan. Tak henti-hentiya kami mengucapkan syukur kepada Tuhan atas segala yang telah Tuhan berikan.
            Menjelang keberangkatan tanggal 8 Juli 2013, ibuku sudah sembuh dari penyakit. Ini seperti mukjizat dari Tuhan! Akhirnya orang tuaku jadi berangkat umroh sesuai waktu yang telah dijadwalkan ulang. Tampak wajah kedua orang tuaku begitu berseri-seri dan sumringah ketika berangkat ke bandara. Mereka tampak sangat bahagia karena keinginannya selama ini dapat terkabul. Kami sekeluarga mengantarkan kepergian mereka dengan diiringi doa yang tak ada putusnya, berdoa semoga mereka diberi kelancaran selama menjalani umroh di Tanah Suci.
            Selama menjalani umroh, orang tuaku selalu memberitahukan kabar mereka selama di sana. Setiap telepon dan pesan singkat yang dikirim tersirat kebahagiaan yang tiada tara. Ibuku tak kuasa menahan tangis haru karena diberi kesempatan menginjakkan kaki di Tanah Para Nabi. Selama di sana bapak dan ibuku dimudahkan dalam menjalankan ibadah umroh. Satu hal yang membuatku takjub ialah, ibuku bisa makan nasi di sana. Padahal sudah tiga tahun lamanya ibuku tidah makan nasi lagi karena beliau mengidap diabetes mellitus dan kalau mencoba untuk makan nasi, pasti ibuku akan muntah-muntah. Sungguh ini merupakan mukjizat dan berkah dari Tuhan.
            Besok kedua orang tuaku akan kembali ke Tanah Air, yakni tanggal 17 Juli 2013. Tak sabar rasanya aku ingin menyambut kedatangan mereka. Aku juga tak sabar mendengarkan kisah-kisah indah yang telah terukir selama menjalankan ibadah umroh. Terima kasih Tuhan atas anugerah yang telah Kau berikan. Engkau selalu memberikan apa yang kami butuhkan, bukan yang kami inginkan, karena hanya Engkau-lah yang tahu apa yang terbaik bagi umat-Nya. Subhanallah…..

Jumat, 03 Mei 2013



BUMI
Mimpiku Untuk Rumahku Yang Satu

Ketika kita terbangun di pagi hari, kita memimpikan dapat melihat indahnya alam semesta ini. Bumi memang sangat indah, mempesona dan memukau. Tidak ada yang memungkiri keelokannya. Hijaunya pepohonan, birunya lautan, hamparan flora dan fauna yang beraneka ragam menjadi saksi betapa indahnya alam ini. Keanekaragaman hayati tersebut memberi manfaat berarti bagi kelestarian Bumi ini. Mereka dapat menjadi penyeimbang alam agar Bumi tetap terjaga pesona dan keindahannya.
            Mengapa hal ini dikatakan ‘mimpi’ di kala terbangun dari tidur? Mengapa sepertinya hal tersebut mustahil untuk kita jumpai? Pertanyaan-pertanyaan tersebut muncul disebabkan karena Bumi yang kita diami sekarang tak seindah dulu lagi. Keindahannya telah dirusak, direbut dan dirampas oleh manusia-manusia yang tamak.
Dari tahun ke tahun jumlah penduduk dunia terus meningkat. Dengan meningkatnya jumlah tersebut, tentunya akan berbanding lurus dengan kebutuhan hidup mereka. Untuk memenuhinya, mereka mengambil sumber daya alam yang tersedia, agar mereka dapat hidup sejahtera. Dengan alasan kesejahteraan masyarakat banyak, mereka memanfaatkan sumber alam ini secara besar-besaran. Hal ini mengakibatkan ketersediaan sumber alam tersebut terus berkurang dari waktu ke waktu tanpa adanya penambahan ketersediaan secara signifikan.
            Manusia mengeksploitasi sumber daya alam secara membabi buta. Mereka menebang pohon-pohon besar di hutan untuk membuka lahan guna dijadikan sebagai pemukiman penduduk dan pembangunan gedung-gedung pencakar langit. Pohon-pohon yang ditebang tersebut kemudian diambil untuk digunakan sebagau bahan baku pembangunan. Karena banyaknya pohon yang ditebang, untuk membawanya keluar hutan mereka harus mengaliri kayu-kayu gelondongan tersebut ke sungai, mengikatnya seperti perahu rakit. Sungguh pemandangan yang sangat menyedihkan!
            Apa yang telah mereka lakukan mengakibatkan hilangnya habitat berbagsi jenis flora dan fauna. Mereka kehilangan tempat tinggal! Hilangnya habitat asli mereka ini berdampak pada punahnya flora dan fauna tersebut. Sama halnya ketika dinaosaurus punah jutaan tahun yang lalu. Perbedaanya ialah dinaosaurus punah karena jatuhnya meteor ke Bumi dan peristiwa alam lainnya, sedangkan kepunahan flora dan fauna tersebut diakibatkan karena kehilangan tempat tinggal mereka secara paksa dan tidak mampu lagi beradaptasi dengan lingkungan yang telah rusak itu.
            Kalau manusia-manusia tersebut masih memiliki hati nurani, mereka takkan mungkin melakukan hal seperti itu. Mereka dapat melakukan reboisasi untuk mengembalikan pohon-pohon yang telah mereka tebang. Namun apa ysng mereka lakukan? Mereka pergi begitu saja tanpa merasa bersalah sedikitpun pada alam. Padahal alam telah memberikan kehidupan kepada mereka, orang-orang yang tak tahu balas budi.
            Tak berhenti sampai di situ, mereka juga mendirikan pabrik-pabrik megah yang mampu memproduksi barang-barang kebutuhan mereka dalam jumlah besar. Kegiatan industrialisasi itu telah membawa dampak negatif bagi alam. Hasil pembuangan dari kegiatan industri tersebut merupakan polusi yang sangat berbahaya bagi lingkungan. Hal ini dapat mengakibatkan pencemaran yang sangat serius, bsik pencemaran air, tanah maupun udara. Limbah hasil pembuangan pabrik tersebut mengalir ke pemukiman masyarakat dan tanpa mereka sadari udara yang mereka hirup serta air yang mereka konsumsi telah terkontaminasi dengan limbah tersebut. Dampak serius ysng dapat ditimbulkan ialah lingkungan menjadi tidak sehat dan rentan akan berbagai macam penyskit.
            Selain itu, asap buangan pabrik yang dikeluarkan telah masuk ke lapisan atmosfer. Gas buangan berupa karbon dan bahan-bahan logam seperti merkuri dan lain-lainnya telah mengakibatkan atmosfer menipis serta melubangi lapisan ozon, lapisan penting yang melindungi bumi dari paparan langsung sinar ultraviolet. Hal ini mengakibatkan tidak ada lagi filter atau penyaring, sehingga sinar ultraviolet dengan mudah masuk ke Bumi. Dan akhirnya apa yang disebut dengan global warming tak bisa lagi kita hindari.
Keinginan mereka untuk melakukan pembangunan besar-besaran telah membutakan mata hati mereka. Demi mencapai kemakmuran, manusia tidak lagi mengindahkan kaidah-kaidah keseimbangan lingkungan dengan pembangunan. Contohnya dapat kita saksikan dengan jelas. Begitu banykanya gedung-gedung bertingkat di kota-kota besar, namun luas daerah terbuka hijau dan daerah resapan air jauh dari batas yang ditentukan. Mereka tidak menyadari semua itu karena mereka terlalu sibuk untuk bekerja, mengisi perut mereka dan terus merusak alam.
Lalu mau sampai kapan hal ini terus terjadi? Akumulasi semua hal yang telah diperbuat manusia tamak itu bagaikan bom waktu yang siap meledak kapan saja. Akankah kita membiarkan hal itu begitu saja? Tidakkah kita memikirkan bagaimana nasib anak cucu kita kelak? Kalau jawabannya adalah ya, kita peduli akan nasib masa depan anak cucu kita, sudah saatnya kita bergersk melakukan perubahan. Kita hanya memiliki satu ‘tempat tinggal’. Bumi, satu-satunya tempat kita bisa berpijak. Jika Bumi tidak ada, kemana kita akan bernaung? Itulah yang harus jadi motivasi kita bersama untuk melestarikan Bumi tercinta.
Banyak hal yang dapat kita lakukan untuk menjaga kelestarian Bumi. Sebagai generasi masa depan, banyak gagasan yang dapat kita berikan. Beberapa diantaranya ialah pembangunan yang ramah lingkungan (go green). Pembangunan yang berlandaskan pada keseimbangan terhadap lingkungan dapat menciptakan pembangunan yang bersih, aman dan nyaman. Dengan menggunakan bahan bangunan yang ramah lingkungan, kita dapat menjaga lingkungan kita tetap indah dan nyaman tanpa harus memikirkan efek negatif yang mungkin ditimbulkan.
Kemudian gerakan menanam pohon, mereboisasi hutan-hutan gundul merupakan gerakan yang sangat berarti bagi Bumi kita. Dengan reboisasi, kita dapat menciptakan kembali paru-paru dunia serta mengembalikan habitat flora dan fauna yang hilang. Gerakan menanam pohon juga dapat menciptakan daerah resapan air yang nantinya diharapkan dapat mencegah banjir. Selain itu membuat lingkungan menjadi lebih sejuk dan nyaman untuk ditinggali. Dan tak lupa, gerakan sederhana namun sangat berarti, buanglah sampah pada tempatnya! Gerakan yang memberikan dampak berarti bagi alam sehingga tetap bersih dan indah.
Sekali lagi, masih ada waktu untuk kita memperbaiki segalanya, lebih baik terlambat daripada tidak sama sekali. Mari kita wujudkan ‘mimpi’ kita bersama, sehingga saat kita terbangun nanti, kita dapat melihat bahwa mimpi itu telah menjadi kenyataan. Ayo, bergerak bersama untuk Bumi, bergerak untuk hidup yang lebih baik!